Ingat, mak, yang tumbuh dan berkembang bukan cuman anak, tapi juga diri kita.

Yap, momen menjadi seorang ibu memang bukanlah hal mudah. Kalimat sederhana ini kalau dijabarkan tentu akan melahirkan banyak halaman untuk dijelaskan, mulai dari masalah persoalan penerimaan diri, kesehatan mental dan fisik, pembagian waktu jaga anak, sampai soal manajemen keuangan dalam keluarga. Keputusan memiliki anak tentu akan melahirkan tanggung jawab lainnya, termasuk di dalamnya kemampuan untuk beradaptasi.


Perubahan dari individu yang sendiri menjadi seorang ibu yang mengurus manusia kecil yang tak bisa apa-apa memerlukan banyak kekuatan super yang mesti diasah. Berikut ini adalah beberapa kekuatan super yang diperlukan banget oleh ibu-ibu untuk membersamai buah hati dan keluarganya. 


Sadar Bahwa akan Kehilangan Ruang Pribadi


skill emak emak

Hal pertama yang perlu orangtua sadari ketika memiliki anak adalah hilangnya ruang pribadi. Asli sih, untuk orang yang sangat menikmati momen sendirian baca novel di dalam kamar, kehilangan ruang pribadi cukup berdampak besar buat aku pada awalnya. Namun, pada perjalananya, time will heal, wkwkwk. Itu aja kisi-kisi yang bisa aku kasih: time will heal.


Hal seperti ini sebenarnya bisa bangat kok dikondisikan dengan pasangan. Atur waktu untuk jaga anak sehingga ibu pun bisa memiliki waktu sendiri, meskipun nggak lama. Durasi sekitar 15-30 menit tiap malam cukuplah untuk membaca debat panas politik di Twitter, ngepoin artikel baru Uda Ivan Lanin di Medium, atau untuk menulis curhatan tentang suami yang hobi taruh handuk basah di blog. 


Saran aku sih, gunakan waktu seefisien mungkin, karena 30 menit akan berlalu sangat cepat kalau cuman dipakai untuk buka Ig-nya Nicsap atau streaming Jujutsu Kaisen.   


Memiliki Prinsip Pragmatis


skill emak emak
Sumber meme: sittercity.com

Setelah jadi emak-emak, memiliki prinsip pragmatis alias ‘yang penting selesai’ amatlah penting. Bagaimana mungkin kita bisa mementingkan estetika, ketika anak meraung macam macan untuk minta perhatian? 


Makanya, aku pun kini nggak lagi bertujuan untuk rapi ketika menyetrika baju seragam anak. Prinsipku dalam menyetrika saat ini adalah agar tidak kusut. Bagian-bagian yang tertutup kerudung hanya aku setrika sekali lewat, sedangkan bagian yang terlihat dari luar baru disetrika sesuai dengan standar masyarakat pada umumnya. Dengan menjadi pragmatis, aku berharap bisa menghemat waktu dan tenaga, sehingga bisa memfokuskan diri pada hal-hal penting lainnya seperti tidur tepat waktu, olahraga, dan menulis.


Memahami bahwa Liburan adalah Sebuah Kefanaan di Masa Sekarang


skill emak emak
Sumber meme: Sittercity.com

Buat ibu-ibu yang punya anak kecil, liburan adalah kata lain dari lemburan. Ibaratnya tuh kegiatan mengasuh anak di dalam rumah tingkat kesulitannya adalah hard, nah saat liburan levelnya adalah very hard. 

Menurut pendapatku ketika hasrat ingin liburan dan jalan-jalan meningkat tajam, bawa saja anak-anak ke taman bermain dekat rumah. Itu sudah cukup menghibur kok buat anak, gak gitu ngerepotin juga buat emaknya, dan hemat budget untuk bapaknya. 


Kalau emaknya yang emang pengen liburan sendiri tanpa repot bawa anak, cukup jalan sendiri aja ke Indomaret, menikmati AC yang dingin, menjawab sapaan hangat pegawainya yang menawarkan pulsa, dan melamun di depan kulkas minuman, barang lima menitlah. Asli sih, menikmati kebingungan mau milih minuman dingin yang mana itu nyandu banget untuk dilakukan, hihihi.


Sudah si mak, itu ajalah kira-kira skill penting yang bisa aku jabarkan. Ingat, mak, yang tumbuh dan berkembang bukan cuman anak, tapi juga diri kita. Proses tumbuh dan berkembang sudah pasti nggak enak, sudah pasti nggak mudah. Akan tetapi, tentunya harapan kita adalah menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan, pribadi yang bahagia, bisa menikmati momen yang ada, sehingga kita bisa jadi seperti pepatah ini: happy mom raise happy family.


Mungkin, liburan bersama suami masih berupa angan-angan di masa sekarang, tapi tentu ia akan menjadi sebuah keniscayaan di masa depan. Kata orang sih, proses membersamai anak akan berjalan sangat sebentar (walau rasanya kok lama banget). Ketika mereka sudah remaja, kita sudah gak akan lagi jadi dunia mereka, ga akan lagi dikejar sampai kamar mandi, dan gak akan mengganggu tidur malam kita. 


Walau kita sebagai mak-emak kerap melakukan kesalahan, kadang kelewat galak saat menegur, kadang kelewat cuek saat anak cerita, tentunya akan selalu ada esok hari untuk perbaikan diri. Gak perlu terlalu menyalahkan diri sendiri, yang terpenting adalah menyadari kesalahan, beradaptasi, dan memperbaikinya. Inilah kekuatan super emak-emak yang sesungguhnya. Selamat menjadi ibu, aku sudahi artikel ini karena belum cuci piring.


Baca juga: CPNS 2024, Perlukah Mendaftar?