Niat awalnya sih buka Twitter mau cari bahan nulis, eh malahan jadi nemu bahan untuk ngomel. Asli sih, masa ada bapak-bapak nanya kalau dapat cuti melahirkan mau ngapain? Dih, sini pak, saya kasih ide kegiatan yang bisa dilakukan ketika dapat cuti melahirkan suatu saat nanti. 

cuti melahirkan

Cuti panjang melahirkan untuk bapak-bapak mungkin memang gak lazim di Indonesia, tapi ini sangat biasa di luar negeri. Kalau di Indonesia biasanya suami dapat jatah cuti melahirkan sekitar dua hari, tapi di negara lain kira-kira segini lah pak jatah cutinya:


Vietnam 108 hari

Singapura 84-112 hari

Laos 105 hari

Filipina 105 hari

Malaysia, Thailand dan Myanmar 98 hari

Kamboja, Indonesia dan Brunei Darussalam 56 hari

(sumber: IndonesiaBaik)


Nah, pak, bandingkan aja jatah cuti dua hari dengan jatah cuti dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara sudah jauh bener itu.


Ide Kegiatan untuk Bapak-Bapak yang Dapat Cuti Melahirkan


Cuci Piring


cuti suami melahirkan

Bukan cuma cuci piring sih pak, tapi juga cuci baju, lipatan, ngepel, masak, atau minimal pesan makanan via gofood lah. Badan istri itu pak habis lahiran sakiiiiiit banget rasanya kaya habis keserempet mobil, nyeri aja semuanya. 


Udah gitu, anak bayi tahu aja rewel banget dan pengennya nempel terus sama mamanya. Sudah pasti, di sinilah peran ayah untuk menyiapkan lingkungan yang bersih dan nyaman untuk istri dan anak tercinta. Keluarkan semua love language yang disimpan sedari muda, mulai dari act of service sampai quality time biar istri bisa melalui masa pasca melahirkan yang berat dengan proses yang menyenangkan. 


Berbagi Tugas Jaga Anak


cuti suami melahirkan

Berbagi tugas menjaga anak tidak akan sedikitpun menurunkan derajat laki-laki di mata wanita, pak, malah justru sebaliknya. Dengan menunjukkan kelekatan dengan anak, ibu bisa bersantai sejenak, sembari bapak melakukan bonding dengan anak. Momen santai seorang ibu di pasca melahirkan itu sangat terasa nikmat loh pak. 


Setelah berusaha setengah mati menjalani proses melahirkan yang berat, harus pula menjaga anak yang rewel di tengah malam, seorang ibu bisa kehilangan dirinya sendiri ketika tak mendapatkan sedikitpun waktu untuk diri sendiri. 


Waktu untuk diri sendiri sangatlah penting, meskipun tak harus lama. Dengan mengingat dirinya, bukan sebagai ibu, melainkan sebagai pribadi yang sendiri, seorang ibu justru jadi bisa menyusun prioritas yang baik untuk kebahagiaannya..


Pasca melahirkan juga rentan sekali dengan pergolakan hormon, sehingga ibu lebih mudah mood swing, rentan terkena baby blues, dan risiko paling parah adalah depresi pasca melahirkan. Diskusikan saja sama istrinya pak, waktu yang paling pas untuk dirinya bersantai. Bisa juga disesuaikan dengan mood anak, sehingga kebutuhan anak tetap terpenuhi.


Jadi Pendengar yang Baik


cuti suami melahirkan

Ada kalanya pak, momen melahirkan akan jadi momen yang berat ketika ada kunjungan dari teman atau keluarga. Komentar-komentar seperti, “Ih, anaknya kok hitam” atau “Ih, kok asinya gak lancar” atau “Ih, kok lahirannya sesar” atau ih ih yang lain, yang sebenarnya tidak penting, tapi tetap saja akan terasa nyelekit ketika terdengar di telinga istri. 


Di momen ini, bapak bisa banget jadi sosok yang memadamkan komentar itu dengan, “Iya, hitam manis kaya Tara Basro kan, ya” atau “Lancar kok, cuman butuh waktu aja” atau “Gapapa sesar, yang penting anak dan istri selamat semua”. Hiks, saya nulisnya jadi sambil sedih.


Komentar itu memang gak penting dan mungkin ga ada efeknya di bapak, tapi di istri tentu aja hal semacam ini kaya nabur garam di luka. Periiiih. Makanya, demi terwujudnya kedamaian dunia, bapak perlu banget berbasa-basi dengan keluarga dan kolega dengan baik. 


Proses memiliki anak tentu jadi titik pergolakan yang besar di dalam keluarga. Keterlibatan yang seimbang antara ayah dan ibu dalam pengasuhan tentu akan berkontribusi besar dalam proses pengembangan diri anak. 


Semoga saja laki-laki semakin menyadari betapa besar peran yang ia punya untuk kemandirian dan ketangguhan anak-anaknya di masa depan. Semoga saja, laki-laki semakin menyadari bahwa kasih sayangnya pada anak di masa kecil tidak akan terlupakan sampai kematian memanggil. Semoga saja Indonesia 2045 sudah tidak lagi menjadi negara fatherless country. Semoga. 


Baca juga: Bejo, Be Just Ordinary