Hidup minimalism sangat mudah untuk diterapkan ketika kita emang gak punya apa-apa, wkwkwk. 


Tema ini aku temukan di postingannya akun Satu Persen, di mana ia menuliskan bahwa be just ordinary itu bagus untuk kesehatan mental. Nah, detail tulisannya aku gak gitu ingat, tapi intinya kira-kira begitulah.


Waktu mau menulis tema ini, aku langsung mikir buku apa yang kira-kira relate sama tema menjadi biasa aja itu bagus, tidak lain dan tidak bukan adalah buku Filosofi Teras. Yap, buku ini emang berisi tentang bagaimana kita sebagai manusia sebaiknya tidak mengharap dari orang lain dan berusaha sendiri saja. Tidak berharap pada parpol, tidak berharap pada Nicsap, tidak berharap pada Gege Akutami (penulis manga Jujutsu Kaisen), apalagi sama dia yang sudah jauh di sana. Hal yang perlu dilakukan adalah usaha sendiri sebisanya, gak masalah gak jadi ‘apa-apa’. 


Pada dasarnya, tidak menjadi ‘apa-apa’ itu juga punya manfaat yang banyak, ini dia pembahasannya.


Tersedia Ruang untuk Salah Sebesar-Besarnya


be just ordinary
sumber: freepik

Aku pernah baca dari postingannya Puthut EA, bahwasannya menjadi terkenal tidak melulu membawa berkah. Dengan jadi terkenal, ruang untuk salah menjadi sempit. Justru dengan jadi biasa-biasa aja dan gak terkenal, kita punya ruang lebih luas untuk membuat kesalahan. Karena gak terkenal, kita bisa menulis dengan lebih bebas dan merdeka, tanpa perlu berpikir lebih panjang.


Contoh gampang blunder besar yang terjadi karena kesalahan seperti ini mungkin bisa dilihat pada tokoh publik terkenal, misalnya salah tulis di media sosial berakibat besar dan berujung pada caci maki netizen. 


Hidup Lebih Tenang


be just ordinary

Dengan menjadi terkenal, ada sebuah tuntutan untuk terus mengupgrade gaya hidup. Lifestyle jelas butuh biaya banyak, mulai dari skincare yang mihil, tas branded, sepatu kece, sampai baju polos harga jutaan.


Dengan menjadi rakyat jelata, kita gak perlu merasa malu untuk ngopi sachetan harga lima ribuan dari warung sebelah rumah, gak perlu merasa malu untuk gak pakai sepatu bagus, dan gak perlu malu untuk pakai ransel yang sama dari zaman kuliah sampai sekarang sudah hampir paruh baya. Hidup minimalism sangat mudah untuk diterapkan ketika kita emang gak punya apa-apa, wkwkwk. 


Privasi Lebih Terjaga


be just ordinary

Terkenal dan kaya memang enak, tapi tentu lebih enak menjadi kaya tanpa terkenal. Tapi, kalau sudah tak terkenal dan tak kaya pula macam kita-kita ini, mungkin menjadi pribadi yang bersyukur adalah sebuah koentji.


Ada kisah yang pernah diceritakan Raditya Dika di pertunjukan stand up miliknya ketika dia sedang makan di sebuah pusat perbelanjaan. Ketika makan, ia kadang merasa terganggu dengan adanya permintaan foto atau malah ada orang memfotonya diam-diam. Gong Yoo juga pernah bercerita bahwa ia kadang memilih untuk bersantai di luar negeri, di tempat orang-orang banyak tidak mengenalnya agar ia bisa berjalan di trotoar kota dengan nyaman.


Hikmah dari kisah ini adalah sebuah kenikmatan banget loh ketika kita jalan-jalan dan gak perlu diganggu oleh orang lain. Sebuah kenikmatan banget juga loh ketika ada masalah yang tahu ya circle kecil aja, cukup suami, anak, dan orangtua. 


Be just ordinary bukan berarti menyerah dan pasrah pada kondisi yang ada, kata ini lebih bermaksud untuk menikmati kondisi yang ada dengan bahagia.


Baca juga: Tips Menulis Jurnal Ilmiah untuk Publikasi