Baru-baru ini saya menonton The Doll 3, sebuah film horor Indonesia yang dibintangi sama Jessica Mila (pemeran Tara) dan Winky Wiryawan (pemeran Aryan).

Momen saya menonton ini adalah hari jumat dan sedang hujan deras, mirip-mirip sama suasana tokoh Tara yang sedang galau karena adiknya yang baik hati kini jadi hantu. 

Sinopsis The Doll 3


the doll 3

Film ini diawali dengan adegan di mana toko mainan tempat kerja Tara sedang menjual item baru yang sangat laris, namanya boneka Bobby. Boneka ini ceritanya pinter banget lah bisa menjawab berbagai pertanyaan dengan unik. 


Aryan membelikan boneka ini untuk adik Tara yang emang sedang dalam perawatan karena sering menyakiti diri sendiri. Kondisi Tara dan adiknya sendiri cukup miris karena yatim piatu yang disebabkan kecelakaan di masa lalu.


Seiring waktu berjalan, Aryan melamar Tara tepat di hari si adik bunuh diri. Rencana pernikahan tertunda dalam batas waktu yang tidak jelas dan Tara urung-uringan melulu. Walaupun kelihatan kayak menggalau dan menganggur, hal yang pasti adalah Tara tetap hidup di apartemen yang nyaman. Tokoh utama emang enak. Top markotop.


Karena terlalu galau, Tara akhirnya searching di gugel tentang gagasan memanggil arwah orang mati untuk dimasukkan ke dalam boneka. Setelah puas riset di gugel, Tara akhirnya melakukan eksekusi rencana pemanggilan arwah adiknya dengan datang ke mbah dukun profesional. 


Walaupun penampilan si dukun nggak terlalu meyakinkan, pokoknya arwah si adik udah masuk aja ke dalam boneka Bobby. Si boneka yang kerasukan arwah kini mulai mengganggu manusia di bumi. Huahahaha.


Bedah The Doll 3 dengan Metode Save The Cat 


the doll 3

Karena saya belum baca buku Save The Cat sampai habis, jadi proses bedah cerita ini nggak bisa dibilang valid lah. 


Menurut saya The Doll 3 adalah bagian dari genre rites the passage, di mana tokoh hero mengalami kesulitan yang amat sangat karena kesulitan hidup, misalnya kematian, kehilangan, perceraian, dll.


Udah mirip lah sama tokoh Tara yang galau berat karena adiknya meninggal dengan cara bunuh diri. 


Di genre seperti ini setidaknya ada 3 elemen penting yang menyusun jalannya cerita sampai ending, yakni:


Masalah hidup: tantangan hidup Tara yang mesti hidup yatim piatu plus kehilangan adiknya dengan cara yang tragis.


Cara yang salah untuk mengatasi masalah: Tara menyesali kematian adiknya lalu mengatasinya dengan memanggil kembali arwah si adik untuk menemaninya hidup di dunia. Akibatnya dunia kacau balau dengan kelakuan boneka arwah yang obsesif sekali sama Tara. Ia membunuh semua tokoh yang dekat sama Tara. Ck, psiko!


Penerimaan terhadap kenyataan hidup yang sulit: akhirnya Tara menyadari kesalahannya dan berusaha untuk mengembalikan arwah sang adik ke alam baka. Tara kembali menyusun hidupnya dengan meninggalkan semua yang ia miliki.


Pesan Kesan Film The Doll 3


the doll 3

Yap, bisa dibilang Teh Doll 3 cukup mengerikan di ending karena banyak adegan tusuk-tusukan dan darah, namun nggak terlalu seru untuk genre hantu-hantuan. Plotnya mudah ditebak dan sepertinya Jessica Mila jauh lebih bagus main di genre film seperti Imperfect ketimbang di genre hantu. 


Saya cukup kecewa melihat adegan si boneka yang lemah ini bisa membunuh begitu banyak manusia. Ck, masa manusia di The Doll 3 terlihat lemah semua? Polisi yang pegang pistol aja ikut mati tanpa perlawanan sama boneka. 


Adegan perkelahian antara manusia dan bonekanya emang nggak gitu real, jadinya berasa aneh kalau semua orang di sekitar Tara jadi mati karena diteror boneka.


Tapi itu pendapat pribadi saya sih. Mungkin saja di luar sana ada yang menyukai adegan ini. Mungkin saja. 


Btw, film ini saya tonton di bioskop sama teman. Malam ini saya begitu banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Saya mau pulang dulu, mau lipat baju. Bye.


Baca juga: Koi to Yobu ni wa Kimochi Warui, Anime tentang Ayang yang Udah Tua