Belakangan ini saya lagi nyicil baca buku Save The Cat yang untuk nulis novel. Review bukunya belum bisa saya tulis soalnya belum rampung. Baru juga baca satu bab, tapi rasanya saya sudah merasa tercerahkan dari kegelapan pikiran karena merasa nulis fiksi itu susah banget! 

Menurut saya emang lebih enak baca buku ketimbang nulis. Kalau baca buku itu ibarat makan, nulis itu ibarat kerja. Tapi kalau udah baca buku pasti hasrat nulis jadi naik. Jadi, mau nggak mau saya nulis ini demi buku yang udah terbaca.


Menulis dengan Metode Save The Cat 


save the cat

Sebenarnya, saya tahu buku ini dari Raditya Dika. Asli, sih, vlognya Raditya Dika tuh kadang nggak cuman tentang jalan-jalan ke rumah teman, tapi juga termasuk ngomentarin buku yang kebetulan ada di sana. Keren, kan!


Makanya, saya jadi penasaran banget sama buku Save The Cat yang rupanya menceritakan tentang metode cara menulis fiksi. Selama ini, saya emang ngerasa nulis fiksi tuh susah banget. Kayaknya perlu riset yang lama dan tentunya mesti punya skill untuk membangun ketegangan pakai konflik tokoh utamanya. Dengan penjabaran dari buku Save The Cat, semoga saya bisa menelurkan karya fiksi di masa depan.


Secara singkat (saya nggak bisa menjabarkan dengan panjang karena baru baca bab awal doang), metode Save The Cat mengajarkan penulis untuk bisa menulis fiksi dengan teknik tertentu. Setidaknya ada 3 babak yang perlu penulis perhatikan dalam mengembangkan cerita fiksi. 


Bab awal kurang lebih menceritakan kehidupan tokoh utama sebelum adanya konflik. Babak kedua menceritakan tokoh utama yang sedang berjuang melawan konflik dengan keluar dari zona nyamannya. Babak ketiga menggambarkan kehidupan tokoh utama yang sudah bertransformasi karena konfliknya. 


So, sudah jelas kan ya di sini bahwa penulis emang mesti banget membuat runtutan cobaan serta penderitaan agar tokoh utamanya bisa jadi manusia yang utuh, wkwk. 


Bedah Cerita Koi to Yobu ni wa Kimochi Warui


Koi to Yobu ni wa Kimochi Warui

Untuk kisah anime Koi to Yobu ni wa Kimochi Warui, menurut saya tokoh utamanya adalah Amakusa Ryo. Kenapa bukan Ichika yang tokoh utamanya?


Menurut pendapat saya lagi, tokoh yang paling banyak mendapat cobaan serta tekanan sehingga harus bertransformasi jadi lebih baik adalah Ryo, bukannya Ichika. Karena jatuh cinta pada Ichika inilah, Ryo jadi meninggalkan kehidupan lamanya yang suka bermain dengan urusan cinta-cintaan. So, tokoh hero adalah Ryo. 


Gambaran pembukanya alias babak satunya ditunjukkan dengan adegan di mana ia baru saja bangun dengan kepala pusing di kamar dengan seorang wanita. Ia mengeluh karena sangat lelah dan pergi bekerja tanpa sarapan.


Dari sini, sebagai penonton kita akan memahami dunia Ryo yang emang seorang karyawan dan suka main wanita. 


Sedangkan, Ichika digambarkan dengan seragam sekolah dan berteman dekat dengan adik Ryo. Ichika juga digambarkan gemar menolong orang tanpa pilih-pilih. Ada adegan di mana ia menolong orang yang bertanya alamat. Bahkan, di pertemuan pertamanya dengan Ryo, ia memberikan nasi bekalnya hanya karena Ryo terlihat pucat.


Hiks, Ichika emang baek banget! Penonton akan langsung paham kondisi ini di episode 1. 


Babak Konflik dan Kesimpulan Koi to Yobu ni wa Kimochi Warui


bedah save the cat

Di babak kedua, konflik percintaan Ryo ke Ichika tentu akan makin meruncing. PDKT ke anak SMA ternyata nggak mudah dan memerlukan usaha yang kuat. Di sisi lain, ada teman sekelas yang ternyata juga menaruh hati pada Ichika. Uhuy, makin seru!


Saya sih sebenarnya lebih suka sama teman sekelas ini ya. Karakternya lumayan baik dan yang pasti lebih kalem dibandingkan Ryo yang hobi main cewek di masa lalunya. 


Tapi, kan berhubung Ryo yang jadi tokoh utamanya maka Ichika nampaknya tidak akan memilih si teman sekelas ini, meskipun mereka sudah akrab. 


Selain dari Ichika, Ryo juga memiliki cobaan cinta yang datang dari teman kantornya. Yah, sudah bisa diduga bahwa pasti akan ada tokoh lain dari rekan kerja Ryo yang akan suka pada dirinya.


Tapi, konflik paling besar yang akan jadi penghalang cinta Ryo ke Ichika ada di episode akhir, ketika orang tua dan dirinya sedang menentang perasaan itu sendiri. 


Orangtua Ryo yang jadi penghalang ternyata masih bisa diatasi dengan bicara baik-baik. Ketika, pertentangan cinta itu datang dari Ryo sendiri, kondisi kacaunya tentu sudah ada di klimaks. 


Ichika sudah mulai suka dengan Ryo, namun Ryo malah jadi silent dan nampak tanda-tanda mulai menghilang seperti gebetan lama yang nggak nembak-nembak tapi tiba-tiba nikah sama yang lain. Kurang azar! 


Ryo mulai menghilang dengan sengaja pura-pura sibuk karena ia mulai ragu dengan rasa sukanya sendiri. Apakah rasa sukanya bisa membuat Ichika bahagia atau justru membuatnya menderita? Aih, suka-sukaan aja kok dibuat ribet mas!


Namun, ketika curhat sama teman yang pas, Ryo akhirnya yakin untuk menjalin hubungan yang serius sama Ichika dan juga sebaliknya. Mereka dapat happy ending.


Dengan perubahan dari sisi Ryo, dari tukang main cewek sampai akhirnya jadi sabar dan paham sama kebutuhan mentalnya sendiri, ia menjalin hubungan cinta pertamanya yang tulus dari hati. Aih!


Kira-kira begitulah bedah cerita Koi to Yobu ni wa Kimochi Warui dari saya. Nantikan bedah-bedah lain yang akan saya buat nyambi baca buku Save The Cat.


Baca juga: Wolf Girl and Black Prince, Anime Cinta Tak Selamanya Indah, Dek