Aku baru saja menghabiskan salah satu novel luar biasa yang berjudul Yellowface yang ditulis oleh penulis besar R.F Kuang. Mungkin, teman-teman juga sudah hapal dengan penulis ini karena serial novel The Poppy War yang fenomenal tahun 2018 lalu. Kalau The Poppy War bercerita tentang peperangan yang banyak terinspirasi dari perang opium antara Inggris dan Cina pada abad 19, Yellowface mengangkat skandal plagiasi di antara komunitas penulis dan pergulatannya di dalam industri buku.
Review Buku Yellowface
Novel Yellowface mengangkat tentang tokoh penulis yang tak laku, June. Karakter ini kelak akan mencuri ide tulisan temannya yang mati di depan matanya sendiri. Novel Yellowface menjelaskan dengan detail pergulatan hati June lewat gaya penceritaan dari sudut pandang June sebagai ‘Aku’ di dalam buku ini.
Kita sebagai pembaca akan sangat menikmati naik turunnya nasib June setelah karyanya yang plagiasi itu akhirnya meledak dan membawa sejuta keberuntungan serta malapetaka secara bersamaan. KIta akan membaca pikiran pembenaran dari June atas perbuatannya yang salah, denial yang terus-menerus, dan paranoia yang tidak berhenti. Seru dan gilak!
Hal yang membuat buku in makin mentereng karena bukan hanya mengakal skandal plagiasi, tapi juga tentang isu rasisme dalam industri buku, etika kepenulisan, serta lika-liku dalam dunia penerbitan. June digambarkan sebagai penulis amatir yang mengalami banyak pengalaman pahit karena dianaktirikan oleh penerbit. Makanya, ketika kesempatan itu datang, June berani mengambil resiko dengan mencuri ide tulisan temannya yang masih mentah lalu merevisi dengan gayanya sendiri.
Orang Jahat yang Realistis di Yellowface
Yellowface adalah novel yang segar`yang banyak mengungkapkan kegalauan dari seorang yang bisa dibilang jahat, tapi gak jahat-jahat banget lah. Oportunis dan egois mungkin sedikit jadi penggambaran kondisi June dalam dunia Yellowface. Ketidakberuntungan beruntun yang dialami June ditambah dengan adanya kesempatan yang terbuka lebar di depan matanya, membuat June seperti diantar takdir untuk melakukan kejahatan yang tidak pernah ia niatkan sebelumnya.
Tokoh dan karakter June oke banget sih sebagai representasi orang jahat dalam dunia nyata yang sebenarnya gak jahat-jahat banget. Pada akhirnya, keberuntungan yang ia pungut tentu menuntut bayaran yang sama sekali tidak murah. Aku suka sekali dengan tokoh June yang penuh kemelut di dalam dirinya. Ia tak cukup percaya diri untuk bisa menulis dengan tangannya sendiri. Karakternya penuh cacat, sama seperti kita semua kebanyakan.
Pengalaman Membaca Yellowface
Pengalaman membaca novel Yellowface sangat berkesan bagi aku secara pribadi. Sudah lama sekali rasanya aku tidak bisa melepas buku yang aku baca sampai selesai. Terakhir kali perasaan itu datang adalah ketika membaca buku Teka-Teki Rumah Aneh tahun lalu.
Buku Yellowface menegangkan dan menyenangkan di saat yang bersamaan. Aku bahkan membaca buku ini di malam hari saat kamar sudah gelap dan anak-anak sudah tertidur lelap dengan menyalakan senter di hp. Buku Yellowface emang sebagus itu.
Baca juga: Review Imprisonment, Problematika Working Mom yang Menghilangkan Nyawa
0 Comments
Post a Comment