Saya baru aja kelar baca manhwa cinta-cintaan yang berjudul Marriage of Convenience. Seperti biasa, manhwa ini jelas menceritakan tentang cinta dengan banyak tapi… yang membuat aku jatuh cinta. Yah, banyak sih konflik penting yang jadi pusara komiknya, misalnya problematika keuangan, pernikahan di bawah umur, kolusi di kerajaan, sampai masalah buruknya komunikasi antar pasangan, So, ini dia sinopsisnya.

Sinopsis Marriage of Convenience

 

marriage of convenience

Cerita ini diawali dengan kehidupan Bianca yang menyedihkan, mulai dari dipaksa nikah sama bapaknya padahal umurnya masih 9 tahun, kematian suaminya yang membuat dia jadi janda dan diusir dari teritorinya sendiri, serta kematian di jalanan karena miskin setengah mati. Sebelum mati, ia meminta pada dewa untuk memberikannya semacam kehidupan kedua…. dan dikabulkan. Bianca kembali ke usianya saat 18 tahun dan suaminya masih hidup. 


Di sini dia melakukan hal yang tidak ia lakukan sebelumnya, misalnya mencari penghidupan sendiri sampai minta dihamili sama suaminya, Count Zachari de Arno, agar punya keturunan. Zaman dulu tuh seorang perempuang bangsawan yang sudah menikah mesti punya keturunan agar warisan kebangsawanannya (title, uang, wilayah, dll) terus berlanjut.


Btw, latar cerita ini mengambil di momen kerajaan inggris yang gelar kebangsawananya macem-macem dan berlevel-level itu loh, mulai dari duke, count, viscount, sampai baron yang paling bawah. 


Konflik Soal Keluarga di Marriage of Convenience


marriage of convenience

Bianca di sini sangat merasa diabaikan oleh ayahnya sendiri. Menikah di usia muda dan berjuang sendiri untuk beradaptasi di tempat baru tanpa bimbingan ayahnya membuat ia merasa dibuang. Pertemuan mereka setelah 10 tahun berpisah tanpa adanya komunikasi dan satu pun surat, berhasil membuat saya mewek… hiks. 


Seorang ayah emang gitu… suka tidak menunjukkan kepedulian. Padahal, menunjukkan rasa cinta sama pentingnya dengan mencintai itu sendiri. Lah, saya malah curcol.


Kehidupan Bianca dan suaminya juga mengalami perubahan. Bianca yang dulu selalu menyimpan sendiri perasaannya, mengurung diri di kamar, kini mulai berani menyuarakan pendapatnya. Intinya mah makin intim dan so swit sama suami.


Nah, karena sudah dekat sama suami, konflik utamanya datang dari putra mahkota nomor 2, Jacob. Ini adalah karakter jahat yang emang diciptakan untuk jadi antagonis. Emaknya adalah istri siri yang dulunya sahabat ratu. Emaknya Jacob diam-diam masuk ke kamar raja yang sedang mabuk dan akhirnya mengandung si Jacob ini. Dibesarkan oleh emak yang ambisius, Jacob tumbuh dewasa dengan karakter super kacau meski gantengnya tetap maksimal. Bahkan, menurut aku lebih ganteng si pangeran nomor 2 ini dibandingkan suaminya Bianca, wkwk.


Jacob yang hobi main perempuan jelas menunjukkan ketertarikan sama Bianca yang imut-imut kaya semut. Dari sini,sifat obsesifnya si pangeran Jacob jadi makin menjadi-jadi karena Bianca menunjukkan penolakan dengan kuat. Jacob bahkan bekerja sama dengan negara yang berkonflik dengan Severang (nama negara di cerita ini) demi mendapatkan Bianca dan jadi Raja. 


Permasalah memanas dengan adanya kematian putra mahkota 1, si anak pertama. Bianca yang sudah pernah menjalani kehidupan pertamanya sudah mengetahui bahwa Jacob lah dalang di balik kematian tokoh yang jadi calon raja ini. Dari sini, perang dimulai.


Pesan Kesan Membaca Marriage of Convenience


marriage of convenience

Manhwa Marriage of Convenience enak untuk dibaca dengan fase cerita yang cepat, jadi gak ngebosenin. Cerita cinta begini emang rentan terkesan boring kalau gak ada konflik lain yang menemani. Nah, Marriage of Convenience penuh dengan konflik sampingan yang bahkan lebih seru dibandingkan dengan permasalahan Bianca dan suaminya, misalnya karena adanya tokoh Jacob dan ambisinya untuk jadi raja.


Kalau menu menulis kisah cinta yang bagus emang mesti dipikiran konflik lain yang ada di luar pasangan di mana endingnya resolusi dari konflik inilah yang akan membuat pasangan jadi makin kuat. 


Kalau di novelnya Titi Sanaria yang judulnya Di Simpang Jalan Dodi dan Rhe, konflik lain selain pernikahan mereka sendiri adalah adanya tokoh wanita gak tahu diri dari masa lalunya Dodi. 


Tokoh ini yang membuat novelnya seru karena jadi ada adegan kelahi (antara Rhe dan cewek ini), adegan kabur-kaburan (Rhe pergi dari rumah dan tinggal sendiri di apartemen lamanya), serta adegan cakar-cakaran yang endingnya Dodi marah setengah mati sama si antagonis. Tokoh jahat inilah yang membuat novelnya Titi Sanaria jadi terasa seru dan nggak ngebosenin. 


Cerita yang bagus adalah yang penuh masalah dan derita. Antagonis emang mesti digodok dengan apik, supaya pembaca makin antusias. Jujur, aku emang lebih suka sama si Jacob sebagai orang jahatnya di Marriage of Convenience. Karakter Jacob sebagai orang jahat berhasil dibuat dengan indah, di mana fisiknya bagus, latar belakangnya adalah anak raja yang berkuasa, dan emaknya yang kacau membuat dia jadi merasakan berbagai penderitaan di masa kecil.


Cemoohan, cacian, rasa jijik adalah sesuatu yang ia terima dari kecil karena perbuatan emaknya. Nah, si emak ga tahu diri ini malah bunuh diri tanpa merawat Jacob, jadilah Jacob tumbuh dengan hasrat yang begitu besar untuk memegang tahta kekuasaan agar cemoohan itu berhenti. Rasanya, karakternya yang kacau jadi terasa indah dengan menghadirkan simpati pembaca seperti ini. Huaaaa, kasihan Jacob. Sini nikah sama anak tante aja….


Baca juga: Must Be A Happy Ending, Sebuah Manhwa Travel time yang Mengharu Biru