Sudah lama banget rasanya aku ambil jeda nulis. Selama enam bulan ini bukan berarti aku nggak nulis sama sekali. Bukan gitu juga sih. Menulisnya tetap jalan tapi genrenya aja yang beda. Selama enam bulan itu aku kebanyakan galau sendiri. Lalu, selama dua bulan sebelum akhir tahun, aku riweuh nulis laporan akhir tahun. So, blog akhirnya ga keurus sama sekali. 

Sekarang, rasanya hati udah mulai tentram karena beban kerjaan udah selesai. Kegalauan yang melanda selama setengah tahun sudah bisa diterima meski sambil menangis. Sesuai dengan quotes yang ada di meme kan ya:


Kuhadapi semuanya meski sambil menangis


curhatan akhir tahun


Wkwk, kalau diresapi quotes itu sebenarnya realistis banget loh. Banyak kan ya takdir yang sebenarnya nggak sesuai sama harapan. Akan tetapi, sebagai manusia kita ya cuman bisa menerima aja. Meski sambil ngedumel, sambil bersabar, atau sambil menangis. Untuk kasusku, aku memilih menerimanya sambil ngedumel, sambil menangis, dan sambil bersabar. Kombinasi aja. 


Evaluasi dan Rencana-rencana di Tahun 2023


curhatan akhir tahun

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, resolusi dan harapan mesti banget ditulis lagi di akhir tahun. Itung-itung sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dirilah. Meskipun banyak juga sih resolusi yang nggak ngasi solusi. Namanya juga usaha, dilakuin aja dulu. 


Di tahun 2022, banyak yang terjadi, yang pahit atau yang pahit banget. Wkwk, curiga di tahun 2023 akan banyak kemudahan. Semoga aja.


Meski begitu, ada begitu banyak orang yang mendukung: keluarga, teman, dan suami. Pekerjaan cukup mudah dan menyenangkan. Ada beberapa hambatan di pekerjaan namun semua itu masih terhitung lebih mudah lah ketimbang perasaan susah hati karena singkip kaya zaman dulu.


Soal hidup dan keluarga, ada momen naik dan turun, yang pasti semua itu sudah terlewati. Perbedaan pendapat juga terjadi beberapa kali dan cukup sering. Kadang aku suka bertanya dalam hati apakah perbedaan ini akan jadi jurang menganga yang akan tumbuh lebar seiring kami bertumbuh bersama, takutnya kan gitu. Tapi, ya perbedaan pendapat berarti menandakan adanya kebebasan berpikir. 


Tahun 2022 juga jadi awal adanya tanda anggota keluarga baru di hidup. Wkwk, ini sih sebenarnya sumber kegalauanku selama berbulan-bulan. Aku yang nggak siap sama kehamilan, mesti menerima dan menelan semua kata-kata penghiburan yang sama sekali nggak menghibur. 


Tapi, setidaknya 5 tahap kesedihan dari Kubler-Ross sudah terlewati semua, denial, anger, bargaining, depression, sampai penerimaan. Semua udah terlewati. Tinggal dijalani aja tahap per tahap kehamilan dengan perasaan campur aduk ini. Hamil itu berat. Rasanya nggak adil memaksakan nasihat bahwa kehamilan adalah rezeki bagi perempuan yang nggak mengharapkannya. 


Udah lah ngeluhnya, cukup.


Untuk 2023, aku tentu saja berencana untuk memperbanyak koleksi artikel cerpen. Meski udah jadi emak-emak anak banyak, cita-cita nulis novel pembunuhan masih ada. Meskipun kini semangatnya udah kayak api di lilin yang lagi ketiup angin. So, untuk meraih itu, aku berencana nulis satu cerpen tiap bulan. Kalau sudah berhasil, intensitasnya akan aku naikin nanti. 


Selain soal cerpen, aku juga berencana nulis jurnal hama penyakit supaya cepat naik pangkat, wkwk. Doakan lancar lah. So, mesti perbanyak data dan pengalaman untuk ambil bahannya di lapangan.


Aku juga berencana mau nyari passive income biar cepat kaya dan gak pusing lagi tiap mau foya-foya. Wkwk, namanya juga rencana. Boleh kan ya yang muluk-muluk. Sekian dulu lah artikel ini. Lain kali, aku mau buat artikel untuk ngebahas cara buang-buang waktu dengan membuat bullet journal.