Belakangan ini emang saya lagi galau banget mau nulis apa. Kelamaan ambil jeda nulis ya jadinya kayak gini, otak jadi ngadat.

Padahal ya, saya juga nggak lagi kosong banget. Nonton masih jalan, baca buku juga masih jalan walaupun emang sekarang lagi cukup fokus sama kerjaan.


Hari Kamis lalu, saya juga habis presentasi seputar masalah hama penyakit di kecamatan Batu Engau. Pembahasannya pastilah nggak akan jauh-jauh cari antraknosa cabai, lalat buah, dan layu fusarium. Seperti biasa pula, akan ada pembahasan tentang virus gemini yang bikin tanaman jadi mosaik-mosaik kekuningan gitu. 


PHT

Ada yang ngerasa asing nggak sama pekerjaan model gini?


Saya pun ngerasa cukup aneh kok sama profesi sendiri. Wkwk, berasa receh tapi ya gitu. Penggunaan pestisida yang berlebihan emang sudah jadi habit buat petani. Makanya, dengan ada petugas diharapkan petani mulai bisa mengurangi penggunaan pestisida. Caranya dengan apa?


Dengan mengenalkan konsep pengendalian hama penyakit campur-campur atau bahasa kerennya adalah Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Konsep pengendalian hama terpadu emang mesti dilakukan sebagai tindakan pencegahan juga, misalnya dengan memasang perangkap, memanipulasi lingkungan, atau dengan pemakaian agens hayati.


PHT emang kadang terbilang cukup repot, butuh effort lebih, mirip seperti cinta, wkwk. Ada aja kan ya kelakuan doi yang cukup merepotkan, minta dianter ke mol pas lagi hujan, minta jalan bareng, sampai minta dibelikan bubur ayam padahal udah tengah malam, Tapi ya demi kata setuju ‘aku, kamu, KUA’ ya kelakuin doi mesti diladenin. Yah, kira-kira gitulah penggambarannya. 


Kenapa sih harus PHT?


Ibarat pacar kan ada aja mood dia lagi jelek. Sama aja kayak komoditas tanaman. Ada aja momen di mana hama penyakit berkmebang esat, bisa karena cuaca atau karena kondisi pertanamannya. Macem-macem lah alasannya. 


Namun, karena si pacar ini sudah paham sama pola ngambeknya, jadinya segala hal sudah bisa disiasati. Ketika minta bubur, sudah ada langganan gofood yang bisa dihubungi. Ketika ada permintaan diantarkan ke mol pas lagi hujan, sudah ada go car atau grab, wkwk.


Kalau di pertanaman gambarnya beini. Ada hama yang bisa ditekan dengan perangkap seperti thrips dan kutu tanaman, maka sebaiknya petani segera membuat perangkapnya sejak dini. Ada perangkap yang perlu pakai atraktan dan ada juga jenis perangkap pakai tanaman, Macam-macam lah.


Kalau pengendalian pakai modifikasi lingkungan bisa disesuaikan dengan kondisi cuaca. Misalnya sedang musim hujan, maka jarak tanam bisa lumayan diperlebar.


Apalagi petani sekarang tidak kekurangan informasi. Ada begitu banyak cara untuk mendapatkan ilmu, entah lewat artikel atau lewat Youtube. Banyak sekali.


Jadi, pada dasarnya PHT adalah pengendalian campur-campur untuk mengantisipasi serangan hama penyakit dengan berbagai cara. 


Semangat bercocok tanam!


Baca juga: The Traveling Cat Chronicle, Kisah Tentang Jalan-jalan dan Keajaiban Pikiran Kucing