Belakang ini saya lagi ngikutin drama on going yang berjudul Forecasting Love and Weather. Sebenarnya, selain karena kegantengan Song Kang, ada begitu banyak cerita dari karakter sampingan yang nggak kalah menarik untuk diulik karena sangat berkaitan dengan keluarga dan kehidupan pasca menikah.

Keluarga dan Kehidupan Pasca Menikah


keluarga drama korea

Inti cerita drama itu sendiri adalah tentang profesi seorang PNS yang bertugas meramalkan cuaca. Yah, kalau di Indonesia bisa dibilang kisah tentang pegawai BMKG lah. 


Nah, sisi serunya adalah kisah cinta di antara tokoh utamanya ini. Setelah tunangannya berselingkuh, ia langsung menikah dengan perempuan selingkuhannya itu. Karena menikah dalam kondisi serba sulit begitu, wajar kan kalau mereka berharap untuk bahagia setelah menikah. Namun, bisakah harapan itu berwujud?


Tentu tidak terwujud karena si penulis cerita tentu tidak ingin para tokohnya hidup damai sejahtera selama 16 episode. Si selingkuh-selingkuhan yang sudah menikah ini nyatanya tidak menikmati kehidupannya. Berselisih paham, saling menyalahkan, sampai dengan perdebatan finansial jadi makanan sehari-hari. 


Karena melihat kehidupan yang tidak menyenangkan begini, Song Kang dan Park Min Young sebagai tokoh pentolan di drama ini jadi ragu untuk menikah dan sepertinya memutuskan untuk tidak lagi memiliki visi untuk menikah. Kalau memang menikah membuat ketidakbahagiaan dalam hidup, kenapa banyak orang ingin menikah?


Alasan Orang Menikah


keluarga drama korea

Wkwk, saya jadi geli kenapa artikel ini jadi serius begini. Hiks, habisnya drama episode 10 Forecasting Love and Weather hari ini berasa banget nusuk di hati. 


Ada tokoh yang galau karena sudah menikah. Ada pasangan yang galau karena saling suka tapi takut menikah. Ada seorang istri yang terpaksa menanggung biaya hidup keluarga karena suaminya sedang cuti setahun. Ada pasangan suami istri yang gak bisa hidup bersama karena sakit hati, dan ada mama yang sangat berharap anaknya segera menikah.


Saat nulis artikel ini saya nanya sama suami apa alasan dia menikah. Jawabannya sih karena insting manusia untuk berkembang biak. Aku menjawab bahwa perkembangbiakan bisa dilakukan tanpa menikah. Lalu jawabannya lagi adalah karena dia Islam makanya ia menikah dulu supaya bisa berkembang biak. Alasan yang biologis sekali, ck.


Kalau saya sendiri menikah karena cinta. Wkwk, sangat drakor ya. Tapi, emang kok kalau dulu itu rasanya cinta bisa membuat kita memutuskan sesuatu tanpa melihat risikonya. 


Rasanya segala halang rintang kehidupan bisa diselesaikan dengan cinta, makan cinta pun bisa kenyang satu bulan. Setelah menikah, logika jalan, akhirnya sadar bahwa cinta nggak bisa bikin kenyang, dan nggak bisa buat buat beli susu formula.


Realitas Keluarga dan Kehidupan Pasca Menikah


keluarga drama korea

Saya rasa menikah memang hanyalah pilihan. Nggak wajib tapi rasanya pasti kena omel orangtua kalau sampai memutuskan melajang sampai wafat, wkwkwk. 


Pada dasarnya semua keputusan memiliki risikonya masing-masing. Pilihan melajang sampai hidup selesai tentu ada nggak enaknya begitu pula dengan pilihan menikah. 


Kalau sudah menikah, waktu nggak bisa jadi milik pribadi. Pulang kerja bukan istirahat tapi ngurus anak. Gaji masuk rekening juga biasanya dialokasikan untuk kebutuhan anak dulu sebelum bisa dipakai untuk check out barang di Shopee. Intinya, waktu, tenaga, dan uang akan habis untuk alokasi seperti ini.


Tapi tentu semua ada timbal baliknya. Untuk yang menikah mungkin sudah tahu betapa nikmatnya diam di rumah sambil malas-malasan sama pasangan dan anak. Momen main bersama juga bisa jadi semacam healing sederhana untuk semua kelelahan dalam jiwa. 


Saya pun nggak akan bilang kehidupan pernikahan untuk membangun keluarga itu mudah. Ada begitu banyak hambatan yang tentu perlu disiasati dengan sikap yang solutif. 


Keluarga dan Persahabatan antara Suami dan Istri


keluarga drama korea

Menurut saya pribadi suami dan istri itu sebuah persahabatan yang unik. Dua entitas yang berbeda bersepakat untuk jadi kesatuan demi terwujudnya sebuah kelompok yang disebut keluarga. 


Agar bisa terwujud keluarga yang harmoni, tentunya dua orang dewasa ini mestinya sudah selesai dengan konfliknya sendiri. Misal, memiliki kedewasaan untuk saling berkomunikasi dengan baik sehingga urusan cuci piring nggak jadi konflik. 


Misal lainnya memiliki kedewasaan dan kesepakatan tentang anggaran finansial yang tepat agar persoalan duit nggak jadi kemelut tiap hari. Ribet ya? Hehehe.


Kesepakatan adalah kunci sih supaya kehidupan keluarga bisa jalan sesuai dengan yang diinginkan. Supaya kesepakatan bisa terbentuk perlu adanya komunikasi yang baik. 


Ending Drakor Forecasting Love and Weather


Saya masih bimbang apakah Song Kang dan Park Min Young akan memiliki ending menikah atau pacaran abadi. Inilah konflik yang sepertinya akan mewarnai drama Forecaster Love and Weather sampai ending. 


Udah lah, sekian dulu kegalauan saya tentang keluarga dan drama Forecaster Love and Weather. Saya mau cuci piring dulu.