Man-teman, pernah dengar nggak soal bangsa Indonesia yang katanya termasuk salah satu negara yang tingkat literasinya paling rendah?

Lumayan sedih juga sih mendengar ini. Padahal antrian pinjam buku digital di app Ipusnas itu nggak main-main loh, bahkan ada yang sampai 10 ribuan untuk judul buku tertentu yang emang terkenal. Sudah gila kan? 


Baca Buku Digital VS Baca Buku Asli


buku digital

Tren membaca buku digital lewat aplikasi di handphone emang makin naik. Saya sendiri saja sudah makin jarang beli buku asli yang harganya makin melambung itu setelah tahu aplikasi baca buku seperti Ipusnas atau Gramedia Digital. 


Walaupun, sebenarnya buku asli tentu memiliki pesonanya sendiri, misalnya ada bentuk, tekstur, dan aroma yang bisa dirasakan. Bentuk faktual seperti ini tentu tidak bisa didapatkan ketika kita baca buku lewat aplikasi. 


Meski kontennya sama, ada perbedaan pengalaman yang membuat beberapa orang cenderung tetap tidak bisa move on dari habit baca buku. Apalagi, buku bisa jadi koleksi bertahun-tahun yang mempercantik rak di dalam rumah. 


Kelebihan Baca Buku Digital


buku digital

Saya pun dulu pernah jadi pecandu bau buku baru. Wkwk, alay ya. Tapi, masa-masa indah itu sudah berlalu. Ketika berkeluarga dan punya anak saya mesti sadar bahwa ada prioritas dalam anggaran, dan tentu saja belanja buku bukan lagi prioritas. Hiks.


Karena perlu menghemat anggaran dan saya tetap perlu memberi makan kepala lewat buku, akhirnya saya menemukan sebuah aplikasi bernama IPusnas yang waktu itu masih sepi dan adem ayem. Menyenangkan sekali bisa memiliki kesempatan untuk baca buku gratis dan legal. Seperti menemukan oase di tengah gersangnya kehidupan. Huohoho.


Ketika anggaran saya mulai longgar, saya tetap nggak bisa move on dari buku digital karena anak. Si bocil yang lagi fase eksplorasi mulai senang banget merobek buku dan tentu hal ini bikin saya frustasi. Daripada mengsedih tiap hari kan mending saya baca buku lewat aplikasi aja.


Buku digital itu juga ibarat pacar setia yang bisa dibawa ke manapun juga. Bisa dibaca sambil tiduran, sambil di kendaraan, sambil melamun di depan rumah, pokoknya sangat fleksibel. 


Apalagi, biaya baca buku digital jelas jauh lebih murah ketimbang beli buku dalam bentuk fisik. Untuk berlanggan aplikasi Gramedia Digital per bulannya saja hanya perlu anggaran untuk beli satu buku. Sedangkan untuk aplikasi IPusnas malah gratis sama sekali. Tapi, tolonglah koleksi IPusnas diperbanyak supaya antriannya nggak membludak kayak sekarang. 


Artikel terkait: Rekomendasi Aplikasi Membaca di HP


Mental Pembaca Buku Digital


buku digital



Suami saya sendiri nggak hobi dan nggak bisa baca buku lewat aplikasi. Nggak enak katanya. Pembaca Buku digital emang perlu mental yang kuat untuk bisa menahan diri dari keinginan untuk memiliki.


Karena nggak nyata secara fisik, buku digital cenderung bikin males untuk dibaca ulang. Lalu, buku digital juga kebanyakan nggak bisa dimiliki secara permanen. Jadi, konsepnya adalah kita hanya minjam. Mental seperti ‘rela hanya mengenal meskipun tidak bisa memiliki’ perlu ditanamkan untuk para pembaca buku digital, wkwk.


Harga Buku Digital


buku digital

Buku digital juga bisa dibeli agar kita bisa baca secara permanen. Harganya tentu jauh lebih murah ketimbang buku fisik. 


Coba aja beli buku di Google Play Book, harga bukunya biasanya bisa sampai sepertiga sampai setengah harga buku fisik. Selain itu, aplikasi ini juga selaku menyediakan sample beberapa halaman pertama untuk kita baca dulu sebelum beli. Enak kan? Jadi bisa incip-incip dulu sebelum uang keluar.


Sudah dulu lah, ya. artikel tentang buku digital ini. Saya sendiri masih beli buku dalam bentuk fisik sesekali selain baca lewat aplikasi. Namun, semua ini tentu tergantung dari preferensi masing-masing orang. Selamat membaca, selamat berpetualang aman dalam dunia antah berantah di atas selembar kertas.


Baca juga: 4 Hal Penting untuk Membuat Artikel yang SEO Friendly