The Police memory yoko ogawa novel thriller jepang

Judul buku: The Police Memory 
Penulis: Yoko Ogawa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2020
Jumlah halaman: 295

Bedah buku adalah segmen baru dalam blog saya yang isinya adalah menjabarkan intisari tiap bab dalam sebuah novel.

Apa perlunya melakukan bedah intisari tiap bab?

1. untuk mengenali perbelokan alur
2. untuk mengisi hati yang sepi
3. untuk kamu yang sedang sendiri

Yah, daripada saya makin ngelantur dan jadi salah mencet tanda reting kanan tapi belok kiri, mari kita buka isi bab dalam buku ini.

FYI, The Police Memory adalah sebuah fiksi thriller yang konsep ceritanya adalah pemberedelan memori yang kadang pakai sedikit pemaksaan. Pemaksaan yang tentu dilakukan oleh pejabat berwenang bernama Polisi Kenangan.

SUPER SPOILER ALERT

Bab 1

Buku ini dibuka dengan cerita aku bersama ibunya di dalam sebuah dunia yang selalu kehilangan sesuatu barang.

Di sini, penulis menjelaskan aturan dasar yang jadi hukum dalam dunia fiksinya melalui percakapan aku dan ibu, secara detail.

Salah satu barang yang jadi contohnya adalah sebuah parfum yang disimpan ibunya dalam lemari rahasia. Dulu, semua orang suka menggunakan parfum dan menikmati baunya.

Semenjak parfum dihilangkan dari pulau, semua orang jadi tka bisa mencium bau harud parfum dan mereka berbondong-bondong membuang parfum karena menyimpan barang yang sudah hilang merupakan kejahatan.  

Mengapa ibunya aku masih ingat? 

Di sini penulis memberikan petunjuk tentang konflik yang akan terjadi di masa depan, yakni konflik antara orang yang menolak lupa dengan polisi kenangan.

Bab 2

Bab ini, aku menjelaskan kisah hidup ayahnya yang merupakan ilmuwan pengamat burung. Pada suatu pagi ,burung mendadak dihilangkan dari dunia, dan semua orang jadi tak bisa mengenali burung lagi, tak bisa menikmati kicau merdunya, dan tak bisa ingat lagi ciri-cirinya.

Sebagai seorang anak ilmuwan burung, polisi kenangan datang ke rumah aku, mengambil semua jurnal penelitiannya. 

Ayah dan ibu aku sudah meninggal. Aku tinggal sendirian.

Bab 3

Penulis menulis tentang aku yang bekerja sebagai penulis. Ia memiliki seorang kerabat di pelabuhan, yang dulunya adalah suami pengasuhnya. 

Penulis menegaskan di bab ini bahwa aku memiliki tokoh penting sebagai sahabatnya, yakni si pak tua penjaga kapal.

Bab 4

Aku bertemu polisi kenangan yang sedang menangkap empat orang di depan kantor penerbitan. Aku dan R, editornya di kantor penerbitan membahas tentang metode polisi kenanga bisa menemukan orang-orang yang tidak bisa kehilangan memori soal barang-barang yang hilang.

Bab 5

Aku mengalami musim dingin yang panjang di pulau. Lalu satu peristiwa terjadi ketika ada kenalan ayahnya yang datang ke sana untuk bercerita bahwa mereka mendapatkan surat panggilan ke kantor pemerintah. Surat yang sama yang membuat ibunya aku meninggal dalam waktu satu minggu karena alasan tak jelas. 

Kenalan itu memberikan kembali patung-patung pemberian ibunya kepada aku.

Bab 6

Aku menulis novel tentang mercusuar. Lalu ia jalan-jalan menuju rumah si kenalan itu dan terjadi satu kehilangan lagi, yakni bunga mawar. 

Bab 7 

Penggambaran tentang apa yang terjadi pada pelaku industri di bidang bunga. Mereka berganti pekerjaan, memberangus taman mawar, dan sungai menjadi penuh dengan kelopak bunga selama berhari-hari.

Bab 8

R datang berkunjung ke rumah aku, membicarakan novel dan ibunya. R mengunjungi lemari rahasia ibunya. R bisa mencium sisa-sisa bau harum dari parfum yang seharusnya tak bisa lagi ia cium.

R termasuk orang yang tidak bisa melupakan barang yang hilang. 

Bab 9

Semakin banyak orang yang ditangkap oleh polisi kenangan. Aku mengkhawatirkan R yang juga memiliki kemampuan untuk terus mengingat kenangan. Aku dan pak tua kapal membuat kamar rahasia untuk R.

Bab 10

Rencana detail untuk membawa R ke rumah aku tanpa diketahui siapapun

(bersambung)

Novel ini cukup menempati hati dan pikiran saya selama beberapa hari. Dari awal sampai akhir tokoh aku menjadi hanya aku tanpa nama. Satu-satunya nama yang ada adalah R. Si tua penjaga kapal juga hanya dituliskan seperti itu sampai akhir.

Buku ini terasa merongrong jiwa, karena konfliknya rada seram mencekam. Imajinasi penulisnya mantep sih. Ia membuat dunia yang bisa menghilangkan memori, dipreteli dengan sistematika tak terjamah, namun tetap ditulis dengan emosi datar khas tokoh aku dengan gejolak yang sangat sedikit. 

Tapi, anehnya adalah ceritanya tetap terasa menarik, meski tanpa alur kejar-kejaran.