One of Us is Lying

Judul buku: One of Us is Lying
Penulis: Karen M. Mcmanus
Penerbit: Gramedia
Tahun Terbit: 2017
Jumlah halaman: 408

Awalnya, saya mengetahui judul buku ini dari salah satu kisah fiksi yang ditulis di Storial.co. Kemudian saya iseng mencarinya di app Ipusnas dan alhamdulillah ada, jadi bisa baca buku gratisan deh, hihi.

Meski ceritanya tidak memberikan suasana ngeri seperti karyanya Stephen King, tapi lika-liku pencarian faktanya cukup asyik untuk diikuti.

Tapi, jangan berharap banyak soal keseruan dan plot twist yang wah ala Agatha Christie atau Sherlock Holmes ya. Karena genre buku ini adalah misteri remaja macam Trio detektif atau Lima Sekawan, tapi dengan bungkus yang lebih modern tentunya. 

Secara keseluruhan tak ada tekanan psikis dari jalannya kasus, tak ada plot twist yang membuat jantung berdegup seperti meluncur dari roller coaster, namun ajaibnya buku ini tetap enak untuk dinikmati.

Sinopsis

Kisah ini diawali dengan adanya hukuman detensi pada lima murid yang tertangkap tangan membawa telepon genggam ke dalam kelas selama jam pelajaran sekolah masih berlangsung.

Mereka berlima mengerjakan detensi dalam satu ruangan yang sama dan mendadak ada kejadian kecelakaan besar di parkiran mobil. Saat semua perhatian tertuju pada kejadian itu, Simon, salah satu murid yang terkena detensi, meminum air putih dan seketika menggelepar kemudian meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Masalahnya, Simon adalah siswa yang menyebalkan, biang masalah, dan cukup tahu banyak rahasia para 'artis' sekolah yang dapat menghancurkan kehidupan mereka. Sehingga hampir semua siswa di sekolah Bayview High mempunyai motif untuk melakukan tindak kejahatan tersebut.

Siapakah pelaku sebenarnya, ke-empat rekan detensi Simon saat itu juga memiliki alasan yang kuat untuk menyingkirkannya karena mereka semua, Bronwyn, Cooper, Addy, dan Nate memiliki rahasia tergelap masing-masing, yang sangat mungkin sudah diketahui oleh Simon.

Profil Singkat Para Tersangka

Sebenarnya, Simon adalah siswa yang luar biasa. Mungkin karena adanya hasrat untuk jadi terkenal, ia membuat aplikasi gosip macam Lambe Turah, untuk menghancurkan hidup teman-temannya di sekolah.

Tahu sendiri kan ya bagaimana kehidupan anak SMA di Amerika? Ada begitu banyak tuntutan untuk terlihat sempurna, populer, dan tentu saja jika anda tidak mendapat bagian dari itu maka kalian akan dapat bagian sisanya yaitu jadi bahan bully-an alias perundungan. Nah, tampaknya tokoh Simon dalam buku ini cukup antagonis, ia mengambil kepopuleran dengan menginjak kepala teman-temannya yang lain.

Hehe, sebenarnya saya tidak sepenuhnya tahu apakah gambaran mengenai kerasnya kehidupan SMA di Amerika ini benar atau tidak. Tapi film 17 again dan Before I fall juga menggambarkan hal yang sama: tuntutan untuk jadi populer serta maraknya praktek pembulian di antara mereka.

Singkat cerita, ke-empat rekan detensi itu memiliki popularitas yang tinggi. Bronwyn, siswi yang memiliki nilai sempurna, Addy, siswi paling cantik dan putri homecoming party, Cooper, atlet baseball yang sedang diincar banyak klub, dan Nate bocah nakal pengedar narkoba. Masing masing dari mereka mereka menyimpan rahasia yang jika diketahui Simon maka akan menghancurkan kenyamanan mereka sebagai artis-artis sekolah. Nah loh, menurut kamu siapa pelakunya?

Jalannya Penyelidikan

Proses jalannya penyelidikan berjalan cukup alot karena semua orang terlihat punya motif yang kuat untuk melakukannya. Ke-empat rekan sesama detensi itu harus bolak balik menjalani interogasi karena merekalah yang dianggap sebagai tersangka utamanya.

Proses penyelidikan yang begitu berat pelan-pelan membuat mereka saling membuka diri satu sama lain. Mereka berempat semakin dekat seiring jalannya plot cerita ini. Endingnya... eh saya gak mau spoiler lah. Baca sendiri ya di Ipusnas.

***

Hal yang lumayan saya sukai dari buku ini ialah kalimat teror yang diduga datang dari si pelaku pembunuhan : Pembunuhan akan lebih mudah dilakukan jika korban adalah tokoh yang punya banyak musuh. Sehingga pihak berwajib pasti akan dipusingkan oleh banyaknya tersangka. 

Meski saya sudah mengatakan dari awal bahwa kasus dalam buku ini tergolong sederhana, tapi poin kalimat di atas menjadikan misteri di buku ini jadi berasa lebih pedas. Kita akan sibuk menduga siapa teman-teman Simon yang cukup psikopat untuk melakukan pembunuhan ini. 

Hal yang kurang saya sukai ialah plot cerita yang kadang terlalu lambat. Saya sempat sedikit merasa bosan ketika berada di tengah jalan. 

Sekian, selamat membaca mak emak.