Jonas Jonasson The 100 year old man Who Climbed out of the window and disappeared

Judul Buku: The 100 Year Old Man Who Climbed Out Of The Window and Disappeared
Penulis: Jonas Jonasson
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun : 2014
Jumlah Halaman: 508

Pertama mengetahui buku ini saya langsung penasaran karena mbak reviewnya, Fenty Effendy, mengatakan bahwa bukunya om Jonas Jonasson akan berasa seperti komedi hitam. Dan saya langsung capcus mencari buku ini di Ipusnas untuk mencicipi gaya tulisannya.

Setelah rampung membaca, ternyata rasanya cukup menyenangkan. Seperti mengunyah kepahitan tapi dalam rasa syukur dan kebahagiaan, ibaratnya seperti menjomblo akut tapi tetap hidup tentram. #eeeeaaaa

Dalam buku ini, Jonas Jonasson membagikan kisah soal tragedi kemanusiaan, seperti perang dan kematian dalam bahasa yang jenaka, sehingga saya sangat menikmati perjalanan cerita tanpa merasa harus larut dalam emosi yang seharusnya ada.

Meski dalam buku ini om Jonas tidak mengeksplorasi perasaan tokoh secara mendalam seperti novel pada umumnya, kisah yang ditulis tetaplah sangat menarik. Semua hal bisa ia jadikan semacam lelucon satir yang menyindir. Saya sukaaaaaaak.

Sinopsis

Ini adalah kisah petualangan seorang pria tua renta berumur 100 tahun, Allan Karlsson. Kejenuhannya pada suasana panti jompo, membuat ia memutuskan untuk meninggalkannya tepat di hari ulang tahun yang ke 100.

Dengan melompati jendela dan hilang tanpa kabar, ia menjadi pusat perhatian kota. Semua pihak kepolisian dan wartawan memburu berita soal pak tua yang hilang secara mendadak ini.

Allan Karlsson tua sebenarnya pergi ke terminal dan memulai petualangan barunya. Saya akui karakter Allan cukup serampangan, karena di terminal ini ia nekat mencuri koper yang dititipkan padanya oleh seorang pemuda yang sedang kebelet ingin ke WC.

Kisah berlanjut dengan semakin seru, di mana koper ini ternyata berisi uang sebanyak 50 juta krona (mata uang Swedia), hasil transaksi narkoba si pemuda terminal. Lalu, bagaimana kelanjutan kisah Allan vs pemuda terminal ini?

Konten Novel yang Sarat Sejarah

Kisah ini ditulis dengan alur maju-mundur. Tokoh Allan muda maupun yang tua  digambarkan sebagai seorang yang happy go lucky, seseorang yang begitu banyak memiliki keberuntungan sehingga hampir selalu berhasil lolos dari maut.

Sebenarnya novel ini berisi sindiran terhadap berbagai kondisi pemerintahan di berbagai negara. Kisah menyentil favorit saya ialah saat Allan sedang berkelana ke Rusia untuk berkerja sebagai konsultan ahli pembuat bom. Ternyata ia dan Stalin tak akur, akibatnya Allan berakhir di dalam sel untuk melakukan kerja paksa. Sedangkan Stalin sendiri berakhir dengan kematian karena penyakit stroke gegara ia melarang siapapun untuk masuk ke kamarnya.

Allan muda berkelana ke banyak negara, diantaranya Inggris, Amerika, Tiongkok, Iran, Rusia, bahkan juga ke Korea Utara. Diceritakan bahwa ia pun pernah menipu Kim Jong Il cilik yang kala itu digambarkan sebagai bocah yang sangat polos dan imut-imut. Hihi, saya pun ikut larut membayangkan bagaimana rupa Kim Jong Il , ayahanda dari Kim Jong Un, ketika masih umur lima tahun. 

Allan muda pun pernah mendarat di Indonesia loh, tepatnya di pulau Bali bersama Herbert, tokoh adik Einstein yang bodoh. Jangan bertanya soal apakah adik Einstein yang bodoh itu nyata atau tidak, tapi yang pasti akan ada banyak tokoh ajaib dalam buku ini yang akan membuat kita penasaran untuk kembali membaca buku sejarah dunia abad 20.

Awalnya saya senang Indonesia bisa ambil bagian, tapi ternyata itu artinya kita dapat jatah jadi bahan lelucon satir. Heuheu.

Om Jonas mengkritik soal pembantaian PKI yang menurutnya banyak salah sasaran. Sehingga lebih dari 300 ribu jiwa menjadi korban atas agenda penumpasan PKI kala itu, tapi tentu saja hal ini diceritakan dengan gaya yang kocak.

Karakter Ajaib si Tokoh Utama

Sebagai tokoh utama yang menjadi tokoh yang ikut menulis jalannya sejarah dunia (termasuk sumbangsihnya dalam pembuatan bom atom untuk Hiroshima dan Nagasaki), Alan Karlsson benar-benar unik. Ia sama sekali tak tertarik dengan dunia politik.

Ia adalah sosok yang tak pernah memusingkan segala hal secara berlebihan. Ia hanya bergerak dan mendobrak segala hal yang ingin ia rubah, salah satunya ya dengan melakukan tindakan nekat melompati jendela kamarnya.

Meskipun begitu, saya cukup kesal dengan tokoh Alan Karlsson, dan pada halaman 400 saya sudah setengah berharap bahwa tokoh ini akan kehilangan stok keberuntungannya dan mati saja. Toh, dia sudah berumur 100 tahun. Heuheu, tapi tokoh ini tak mati dan malahan me... yah, baca sendiri saja ya apa kejutan kecil di akhir buku ini.

Prolog buku ini yang menceritakan soal kakek-kakek melompati jendela sangatlah apik. Seakan Om Jason memberitahu untuk hiduplah secara bebas tanpa terpenjara dengan kotak yang kita buat sendiri. Ada kotak penjara bernama kekhawatiran, kotak rasa takut, kotak harga diri, dan yang paling konyol kotak bernama pandangan sosial terhadap diri kita. 

Rasanya, saya juga ingin memulai petualangan dengan melompati jendela, hihi. Selamat membaca dan selamat berpetualang. Rating 5/5.