Origin Dan Brown

Judul: Origin
Pengarang: Dan Brown
Penerbit: Mizan
Tahun Terbit: 2017
Jumlah Halaman: 461

Akhirnya saya berhasil merampungkan serial anyar Dan Brown, Origins. Agak butuh effort untuk menyelesaikan karyanya yang ini karena status emak-emak ternyata membuat waktu membaca saya menjadi sangat singkat, itupun sudah mengorbankan cucian piring yang menggunung everest (ngeles).

Blurb

Seperti biasa, novel ini diawali oleh kalimat: "Semua karya seni, arsitektur, lokasi, sains, dan organisasi keagamaan dalam novel ini adalah nyata".

Dari mana kita berasal? Ke mana kita akan pergi?

Pertanyaan inilah yang menjadi dasar dari konflik keleuruhan di Origin. Masih dengan tokoh utama profesor Langdon, kali ini petualangan beliau berada di Spanyol, dimana kerajaan di sana sedang mengalami krisis.

Seperti tema terdahulu yang selalu mengangkat isu kontroversial, Dan Brown kali ini mengusung ide tentang penemuan seorang ilmuwan ateis, Edmond Kirsch, yang mengklaim dapat menjawab dua pertanyaan paling fundamental tentang hakekat manusia di bumi.

Hebohlah seluruh peserta seminar ketika sang ilmuwan justru terbunuh saat detik detik menjelang ia mengumumkan presentasi penemuannya itu. Apakah ini konspirasi dari para pemuka agama?

Semua pihak hampir berpikir seperti itu, apalagi saat itu uskup yang menjadi penasihat kerajaan Spanyol mulai bersikap misterius dengan adanya rekam jejak telepon ancaman dari beliau kepada Edmonds Kirsch sebelum presentasi dimulai. Walau harus menggadaikan nyawa, Profesor Langdon dan calon ratu Spanyol, Ambra Vidal, memutuskan untuk berkelana mencari petunjuk untuk mengumumkan penemuan beliau.

Isu Agama vs Ilmu Pengetahuan

Yah, seperti yang sudah banyak dipaparkan Dan Brown di beberapa novelnya bahwa Eropa menggoreskan sejarah kelam pertikaian berdarah antara agama dan ilmu pengetahuan selama berabad-abad. Tokoh Edmonds Kirsch sebagai ilmuwan ateis yang terbunuh sangatlah epik sebagai penggambaran terulangnya sejarah ini, walaupun bukan itu sih yang sedang terjadi. Penasaran? Segera beli gih, soalnya di Ipusnas masih belum ada, hahaha.

Sebenarnya alasan Edmonds tumbuh menjadi ilmuwan yang membenci agama sangatlah bersifat pribadi, ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan kematian ibunya. Edmonds juga digamabarkan sebagai sosok yang sangat misterius dengan melakukan beberapa tindakan yang melenceng dari kebiasaanya, misalnya menjadi donatur terbesar gereja Sagrada Familia.

Saya juga baru tahu bahwa ada banyak sekali aliran agama nasrani di Eropa sana. Kalau di Indoensia kan cuman dua ya yang terkenal, yakni Protestan dan Katolik. Dan Brown menuliskan beberapa aliran nasrani seperti Palmarian, yang terbentuk karena ketakutan atas tercemarnya agama mereka dengan kekuatan liberal yang semakin berkuasa.

Ada satu kalimat yang saya suka di sini, yakni ketika Edmonds Kirsch menyindir tentang betapa hebatnya ilmuwan muslim terdahulu. Hampir semua pondasi ilmu pengetahuan modern dibangun oleh cendikiawan muslim, meski sekarang mereka semua sedang tertidur lelap. 

Spanyol dan Antoni Gaudi

Ini dia salah satu ikon di kota Barcelona yang sering sekali muncul dalam petualangan Professor Langdon kali ini, Casa Mila. Selain itu, beberapa karya Antoni Gaudi lainnya juga menjadi sorotan dalam latar tempat dalam kisah ini. 

Gaya yang unik, yakni garis lengkung yang amat menyerupai garis alam juga dijelaskan dengan gamblang oleh penulisnya. Benar-benar sekalian promosi Spanyol sebagai tempat wisata yang nyeni banget. Yok nabung buat ke Spanyol!

Casa Mila
Ini adalah foto Casa Mila. Sumber gambar: www.lapedrera.com

Sains

Ini juga jadi poin bagus sebagai micin dalam buku ini. Saya jadi kembali mengingat-ingat teori pelajaran fisika jaman SMA tentang termodinakima, khusunya teori entropi. Di mana sebuah ombak di lautan tak mungkin dapat membuat pasir menjadi sebuah bentuk yang teratur dan bahwa dunia ini akan terus bergerak menuju ketidaktaraturan. Jadi, hampir mustahil bahwa manusia yang begitu rumit adalah sebuah kebetulan kosmik.

Nah, konsep inilah yang akan dipatahkan Edmonds Kirsch. So, makin penasaran apa sih penemuannya? Selain tentang hukum fisika yang bikin rambut rontok, ada juga kisah tentang kecerdasan buatan yang udah uwoooo banget, di mana ada sebuah program kecerdasan buatan yang hampir memenangi kompetisi menulis di Jepang. Hahaha, buat kalian yang passionnya menulis mending segera diganti gih. 

Rating: 5/5, saya suka endingnya, menggigit.

Selamat membaca.